-->

Minggu, 14 Juni 2015

Tangkai Manis Berkuncup Merah Tua

Tangkai hijau tua dan satu kuncup merah tua manis bertengger di puncak tangkai yang gagah namun rendah hati itu. Yaps aku sengaja langsung memilih motif yang satu itu karena ia menyergap seluruh keraguanku  dan menukarnya dengan pesona keluguannya diantara banyak bunga warna warni yang bermekaran mencolok dan berusaha menarik perhatian seluruh orang yang memandangnya. Tidak bermaksud mengingatkan aku, memenuhi benakku tentang keluguan dan kepolosan seseorang, tangkai berkuncup satu itu tertangkap minatku dan tergelincir di meja kasir. Entah dibagian mana salah si tangkai itu, berbulan bulan ia tak digunakan sebagai mana fungsinya. Hanya terpandangi olehku dan akhirnya masuk lagi ketempat penyimpanannya. Ia mungkin menatap sendu tatkala kulakukan itu berkali-kali, memilih membisu tak menanyaiku atau sekedar mengajakku bercerita berbasa-basi. Bukankah ia diciptakan untuk menamaniku beroleh ilmu dan wawasan baru. Baiklah kawan biarlah kini kujelaskan apa hal yang menggangguku selama berbulan terakhir. Tatkala aku menggenggammu dalam sadar aku tenggelam dalam isak batinku. Sungguh paradoks saat aku dapat dengan mudah menggenggam keluguan, kepolosanmu yang jika dinikmati memiliki keindahan yang tak bertara. Aku tak bisa meraih sesuatu yang keindahannya selalu saja terilustrasikan olehmu. Jalan yang kulalui, usaha yang ku daki, meniti diatas bersimpahnya duri, tak semudah saat aku memilikimu, tidak dengan menggelincirkan koin senilai limaribuan. Maafkanlah aku sobat kecil, maafkan jika kau selalu menjadi ilustrasi sesuatu yang manfaat dan kegunaannyanya pun tak sepeser lebihnya dari mu. Tetaplah digenggamku..