Kau tinggalkan begitu saja. Kau anggap ini hal wajar
yang paling wajar dalam pergaulanmuu, tapi tidak denganku. Sayangku, sudah
tumbuh puluhan hari yang lalu. Namun tak setulus yang kukira di masa
pertumbuhannya, dan buah nya pun tak semanis yang diharapkan. Ia berbuah
cemburu yang ranum, kesendirian yang lebat, dan ketergantungan yang tinggi
menjulang. Tidak ada lagi daya untuk mengendalikan laju pertumbuhannya. Berhentipun,
ini masih sulit dijangkau untuk kemudian di pangkas, meski sedikit-sedikit saja—hingga
habis. Patah asa serapuh-rapuhnya ranting kering karena sayangmu pun masih
tertinggal dalam dirinya, yang bukan hakmu lagi. Bingung aku tidak mengerti, bagaimana
bisa sayang bisa tumbuh pada waktu dan tempat yang salah, sedang dirinyalah
yang beruntung memiliki kasih sayangmu, selalu. Lumpuh sudah hati mati rasa
jika rasamu sulit sekali dimiliki, namun sekali sudah dimiliki ia tumbuh pada
tempat dan waktu yang salah pula. Lantas rasa itu bergilir menyergap hatiku
untuk sedikitpun tak mampu berkutik, hanya meratap dan terus meratap. Kenapa ia
kau biarkan tumbuh menjulang jika pisau pemangkas nya saja belum kau siapkan. Tapi,
tak semudah menginjak rumput liar, sayang itu, tumbuh bahkan menembus
benteng-benteng yang sudah dibuat, meruntuhkannya begitu saja.
Rabu, 31 Mei 2017
Senin, 01 Mei 2017
Khadijahkan dirimu untuk lingkungan sekitarmu
Apakah pantas manusia mengeluh
terus menerus pada prosesnya. Berkata sudah lelah dengan segala aktivitas dan
beban untuknya. Merasa paling menderita diantara semua orang didunia ini.
Merasa harus mengerjakan tugas yang di bebankan semua orang kepada kita. Merasa
orang paling kuat yang harus mengerjakan itu semua sendirian dengan hati yang
terus menerun mengeluh? Sedangkan hakikatnya pemilik segala daya kekuatan itu
bukanlah dirinya. Amanah serta tugas itu hanya ujian dari pemilik kekuatan,
bukankah Dia sudah adil kepada dirimu? Dia yang memberi amanah dan beban, namun
Dia juga yang memberimu kekuatan yang lebih. Itu semua agar supaya kamu
mengerti cara nya meminta pertolongan, agar kamu mengerti rasanya bersabar dna
terus bertahan dengan segala kekuatan mengusahakan, lalu mengistirahatkan
dirimu dan menyerahkan bagian terakhir kepada-Nya. Jika saja kamu berjuang
sampai akhir mengusahakan yang terbaik, maka ujian akan berlalu dengan
penyelesaian yang baik, dan insyaAllah derajatmu akan dinaikkan. Tetapi,
seandainya kamu menyerah disaat pertama, maka ujian akan tetap berlalu, namun
derajat mu akan berada di posisi yang sama. Sia sia bukan? Ujian itu tidak akan
seketika hilang lalu berganti dengan sesuatu yang membahagiakan di belakangnya
jika kamu tidak berusaha, serta ikhlas dan sabar menjalaninya tentunya. Jadi
ayolah, berhenti bersikap seolah olah engkau orang yang paling menderita
sedunia, padahal itu hanya kerikil kecil yang harusnya cukup kau melangkah
dengan langkah agak panjang agar tidak tersandung. Masih banyak orang yang
lebih lebih lebih menderita dari pada kamu, padahal ia sedang berjalan menuju
ketakwaan. Percaya pada dirimu, kamu bisa melakukannya dengan baik. Terus
bersyukur atas segala nikmat dari ujian maupun nikmat kebahagiaan yang engkau dapatkan.
Selalu ceria dalam menghadapi segala sesuatu. Sayangi lingkungan di sekitarmu,
maka cinta akan datang kepadamu juga. Khadijahkan dirimu, meski tidak ada
Muhammad shallallahu alaihi wassalam lagi didunia ini. Khadijahkan dirimu untuk
lingkungan sekitarmu, yang pintu serta pelukan selalu terbuka untuk mereka yang
membutuhkan.
Langganan:
Postingan (Atom)