-->

Kamis, 24 Mei 2018

Di Hadapan Bianglala

Aku menyukaimu, kata orang-orang. Apakah benar kalimat itu?
Entahlah. Bahkan aku sering sekali tidak memahami diriku. Apa arti dari sikapku yang begini begitu. Banyak yang tidak ku mengerti dari diriku sendiri
Malam itu, kita berdiri di hadapan bianglala. Menunggu saat kita menaiki nya.
Kau berkata tidak mau naik
Aku ngotot membujukmu untuk ikut menemaniku naik
Bahkan aku tidak tau apa esensi dari aku menaiki itu, dengan kau temani
Setelah tiket di tangan, kuselipkan satu tiket itu ke sela jari mu
Kau menatapku dengan tatapan sebal, tapi aku sudah kebal. Toh, aku memang sedang ingin dituruti saja kala itu
Saat akan naik, ternyata temanmu laki laki tidak mendapat pasangan naik, lalu aku disuruh bersama nya, dan kamu pergi naik bertiga dengan teman lelaki mu yang lainnya
Terang saja aku tidak mau. Aku ingin menaikinya dengan ngobrol bersamamu
Aku bahkan tidak paham betul apa yang aku pikirkan saat itu
Yang ku tau pasti aku sedang ingin mengobrol denganmu
Setelah sekian lama tidak bercakap, tentu banyak sekali yang ingin aku ceritakan
Karena, yaa, jujur saja setelah kamu pergi, aku kehilangan tempat bersandar paling nyaman
Akhirnya tiba giliran kita naik
setelah didalam berdua, kita diam saja
Ya. Diam saja
Hanya berkata sesekali
Antara senang bisa menikmati waktu berdua seperti adegan adegan dalam novel
Dan perasaan aneh sekaligus canggung, karena aku tau betul, kamu tidak suka situasi seperti ini
Mengasingkan diri berdua, ditengah teman teman yang ramai
Bahkan, sebetulnya ada perempuan juga yang mendekatiku untuk mengobrol
Tetapi kamu pun diam saja dengan tingkahku malam itu
Diam saja
Membiarkanku
Mungkin dia juga tau perasaan seperti apa yang kualami
Mungkin dia juga paham sikap seperti inilah yang selalu kutunjukkan didepannya
Seperti anak kecil
Yang mau nya hanya dituruti
Dibiarkan saja
Tetap diladeni ngobrol

Sudahlah, aku takut rindu
Rindu pada masa itu
Aku takut dengan perasaan itu, takut ia muncul lagi dan tak bisa kukendalikan

Sampai jumpa di postingan selanjutnya ;)

Dikabulkannya Sebuah Do'a

Assalamu'alaikum readers
Apakah kalian pernah berdo'a dengan begitu sungguh-sungguh dengan keyakinan hampir penuh bahwa do'a mu akan di kabulkan?
dan tak lama setelah itu, doamu selangkah demi selangkah terkabul

Beberapa hari terakhir, saya mengharapkan hilangnya perasaan di dalam dada namun tidak ingin merusak tali persahabatan dengan sahabat lama saya, yang agak lama sedikit renggang dikarenakan sebuah perasaan dan tanggung jawab lain yang menuntut kita tak boleh bersama

Saya merasa malam ini doa saya sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah terkabulkan. Sapa kita semakin akrab, meski tak seakrab seperti dahulu, tapi ini sudah baik dalam bentuk suatu silaturrahmi antar teman, menemani makan tengah malam misalkan. Dan dalam dada ku tidak ada perasaan apapun lagi. Yaah meskipun saya tidak yakin ini bisa terus bertahan hilangnya perasaan ini.

Tapi guys, sepertinya doa tidak hanya untuk dikabulkan oleh sang Pencipta. Namun juga sebagai mindset kita, bahwa apa yang kita ucapkan dalam doa maka seharusnya itu yang terjadi, itu yang kita tuju. Asal kita yakin betul dengan doa yang kita ucapkan.

Sekian dulu yaa ceritanya dini hari ini :)
Wassalamu'alaykum warrahmatullah wabarakatuh

Jumat, 12 Januari 2018

Ego

Seperti ego, kuku ku bahaya jika bertumbuh panjang
Aku harus segera memotongnya
Sebelum bibir semakin pecah-pecah
Karna jari yang usil
Sebelum bibir berkata sumbang
Karna ego mencipta emosi tidak diinginkan
Sebelum kaki tangan lecet karena kuku mengukirnya terlalu dalam
Sebelum hati orang robek karena kata yang meluncur seenaknya