1 Juli 2013
Aku
mengejar sebuah bayangan dan bertarung degan bayangan lainnya. Dengan bayangan
itu sempurna tercipta dari asumsiku sendiri. Dari sedikit bukti yang kurancang-rancang
sendiri untuk mencapai kesenngan batinku. Dan aku menyalahkan mereka. Bahkan
hingga ke dunia nyata aku masih menyalahkan mereka. Berdiam diri pada mereka.
Dan aku tersadar bahwa mereka tidak mengetahui apapun yang ada dalam benakku.
Mereka tetap berjalan dan bertahan pada pendirian sikap, sifat dan pilihan
mereka. Mereka menganggapku aneh karena tiba-tiba berdiam diri tanpa penyebab. Aku
bingung dengan apa yang kupikirkan dan apa yang telah terjadi. Bingung
membedakan mana yang hanya asumsiku yang berupa bayangan itu dengan mana yang
benar kehidupan nyata. Dan bahwa kuketahui jika mereka memang tidak menegurku sama sekali saatku hanya berdiam diri. Dan mereka, walaupun tidak tau apa yang kupikirkan, apa bayangan
yang menghantuiku, menegaskan berkali-kali kalo tak ada respekpun, tak ada rasa
butuh padaku, tak ada rasa ingin bersamaku, seolah-olah tanpaku mereka tetaplah
hidup mereka yang netral. Dan pada asumsiku berlogika bahwa mereka sedang
memanas-manas i ku. Harus bagaimanalah ini? Bagaimana aku bisa melepaskan diri
dengan bayangan itu, bahkan dengan orangnya(nyata) sekaligus. Entahlah aku
terlalu membutuhkan supportnya, care nya, terlalu menyayanginya. Entah sampai
kapan aku bisa memaafkan diriku untuk berhenti ber-asumsi dan menciptakan
bayangan itu karena itu sungguh sangat menyiksa.
terlalu rumit .. dike'i ENTER po ra isoh toh?? -_-
BalasHapus