-->

Rabu, 22 Februari 2017

Hujan lalu Jaketmu

Saat itu, kamu pernah bilang jika mana mungkin sudah jalan kemanapun bersama maka tidak dianggap. Saat itu, kau memberiku jaket agar lepas dari kedinginan. Kala hujan deras itu kau lari dengan aku memimpin jalan menikmati hujan tanpa payung, kala itu kau justru melepas jaketmu dan kau sembunyikan. Aku tau dengan pasti kau mudah kedinginan. Baju dan jaketku sudah kuyup. Akhirnya hanya berbalut kaos oblong pendek kau berjalan dibawah tumpahan air dari langit bersamaku. Ternyata kau lakukan itu demi menyimpan satu jaket yang masih dapat menghangatkan diriku. Bahkan kau berbohong di bawah ac dan kebocoran air di trans kota. Sungguh tak tau malu nya diriku ini, masih saja merindukan berada disampingmu. Terbalut jaket keringmu. Bersandar di bahumu. Ahh
Bukankah seharusnya tak kulakukan itu. Semua salahku mengajakmu menerabas hujan, lalu dengan tidak tanggung jawabnya membuang buang waktumu sia sia, membiarkanmu berbohong tidak menggigil kedinginan. Ahh sungguh sebenarnya apa yang ada dipikitanku saat itu. Mencari alat yang diminta oleh teman lama, hingga merepotkan orang lain seperti itu. Bukankah berjalan sendirian lebih nyaman? Tidak akan merepotkan orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar